DANGEROUS GAME (Gramedia Pustaka Utama, 2014)
Sinopsis:
Bagi Josephine alias Josie, masa
lalu bukan hanya kenangan manis. Tapi juga cinta yang suram dan berbahaya yang membayangi
hidupnya. Setengah mati ia ingin terlepas dari perangkap itu.
Namun saat ia bertemu dengan kakak beradik
Mario dan Nicole, lagi-lagi ia terjerembap ke lubang yang sama. Mario yang
memikat hatinya ternyata juga memikat hati Kayla, sahabatnya. Tapi bukan itu
yang menyeret Josie ke dalam sebuah permainan berbahaya.
Nicole, memesona dan penuh misteri, menuntunnya ke dalam permainan
yang tak ingin ia mainkan. Dan lagi-lagi Josie harus memilih antara cinta dan
nuraninya.
Ini bukan sekedar kisah cinta segitiga.
Ini kisah cinta yang tidak biasa.
Cinta yang menggiringmu ke dalam
permainan berbahaya.
Naskah Dangerous Game mulai kutulis sekitar bulan Oktober
2011. Dan butuh sekitar setengah tahun untuk menuntaskannya. Tepat pada tanggal
18 April (tanggal kelahiran anakku), aku mengirimkan naskah ini ke penerbit
Gramedia Pustaka Utama.
Kirim. Lupakan. Tulis naskah baru lagi.
Itu mantra yang
harus kulafalkan. Berkali-kali.
Thanks to my lovely friend, Lexie Xu, yang
mengajariku mantra itu.
Percaya deh, aku berusaha sekuat tenaga :)
Dan hari demi hari terus bergulir.
Sementara menunggu, Lexie dan beberapa rekan penulis lainnya
mengajakku berpartipasi dalam penulisan kumcer horror.Dan hasilnya akhirnya terbit setahun kemudian.
Tales From The Dark, Gramedia Pustaka Utama, 2013
Terus, gimana dengan nasib si Dangerous Game?
Setelah menanti selama setahun dan tidak ada kabar yang
datang menghampiri, akhirnya Lexie mengusulkan agar aku menulis email pada Mbak
Anastasia Mustika (pemred fiksi GPU). Dan
walau sempat deg degan setengah mampus, akhirnya aku memberanikan diri
untuk menulis email pada beliau.
Daaaannn…
Aku jingkrak-jingkrak melebihi noraknya penyanyi dangdut di
panggung hajatan saat membaca balasan dari Mbak Anas. Yah, seperti yang sudah
bisa ditebak (pasti udah bisa nebak dong dari jingkrak-jingkraknya), naskah
Dangerous Game ternyata sudah diputuskan lolos seleksi sejak tahun kemarin.
Namun karena data-dataku katanya terselip, makanya aku belum bisa dihubungi.
Ah, semua itu nggak jadi masalah kok. Yang jelas, akhirnya
aku berhasil menembus salah satu penerbit terbesar di Indonesia ini. Semua masa penantian rasanya terbayar sudah.
YIPPIE.
Nah, apa setelah itu perjuanganku selesai? Ah, kata siapa?
Well, ceritanya nggak semudah itu.Catat baik-baik ya.
Setiap penulis yang sudah pernah menerbitkan buku pasti tahu
persis bagaimana panjangnya proses menerbitkan sebuah buku itu.
Antri Editing dan revisi
Editing dan revisi
Antri setting
Setting
Antri proof reading
Koreksi proof
Menentukan konsep kover/ antri kover/ pengerjaan kover
(Untuk kover, karena aku minta tolong jasa salah satu teman, Dadan Erlangga, makanya bisa dilakukan lebih awal selagi menunggu settting/proof reading). Tapi prosesnya pun sama sekali TIDAK sederhana. Setelah konsep kover yang kami ajukan pada editor ditolak 3 kali (iya, 3 kali :)), akhirnya konsep yang pertama disetujui juga #lapkeringat. Kover yang keren, kan? Ya ya ya? #maksa)
Setelah itu koreksi proof diperiksa sekali lagi.
Setelah itu koreksi proof diperiksa sekali lagi.
Antri naik cetak.
Dan semua itu TIDAK SEBENTAR.
Sekali lagi.
TIDAK SEBENTAR.
Sekali lagi.
TIDAK SEBENTAR.
Bayangkan ini, berapa banyak penulis yang berada di posisi
kita? PERSIS.
Well, semua proses itu membutuhkan waktu kurang lebih satu
tahun. Ditambah proses seleksi satu tahun, total 2 tahun naskah ini dierami
hingga akhirnya menetas.
Namun, perjalanan sepanjang ini memang layak dijalani semua penulis. Aku belajar banyak saat proses editing dan revisi dengan editorku, Donna Widjajanto dan Siska Yuanita.
Dan Lexie Xu juga mengajariku hal yang penting dalam proses menjadi penulis yang baik (ciee).
Membaca.
Menulis dan Membaca. Anggap saja mereka berdua adalah soulmate.
Membaca adalah proses pembelajaran alami. Dan thanks to Lexie juga, dia sudah memperkenalkanku pada beberapa buku keren.
Namun, perjalanan sepanjang ini memang layak dijalani semua penulis. Aku belajar banyak saat proses editing dan revisi dengan editorku, Donna Widjajanto dan Siska Yuanita.
Dan Lexie Xu juga mengajariku hal yang penting dalam proses menjadi penulis yang baik (ciee).
Membaca.
Menulis dan Membaca. Anggap saja mereka berdua adalah soulmate.
Membaca adalah proses pembelajaran alami. Dan thanks to Lexie juga, dia sudah memperkenalkanku pada beberapa buku keren.
Dangerous Game, Gramedia Pustaka Utama 2014
Sampul depan: Dadan Erlangga.
Sinopsis Dangerous Game di situs Gramedia
Tales From The Dark, Kumcer Gramedia Pustaka Utama 2013
No comments:
Post a Comment