Wednesday 21 May 2014

MY OTHER PLANET

MY OTHER PLANET

Jadi penulis.
Jadi novelis.
Atau entah apa pun sebutannya. Itu adalah salah satu cita-citaku sejak SD. Yah, saat semua anak berlomba-lomba kepingin jadi dokter, pilot, insinyur, businessman, polisi, atau sejuta profesi hebat lainnya, aku hanya punya dua cita-cita. Jadi novelis atau jadi fashion designer.

Sebelum kalian menuduhku sebagai seorang anak yang kreatif, biar aku kasih tau dulu kenyataannya. Aku bukan tipe anak yang punya kemampuan dengan kertas lipat atau menyulap sepotong sabun mejadi kapal pesiar yang cantik, atau mengubah setumpuk bubur kertas menjadi boneka yang keren. Yah, bisa dibilang, kemampuanku berkreasi dengan barang-barang super duper payah.

Tapi, entah kenapa, aku sangat suka mengobrol. Bukan menulis. Bukan membaca. Bukan berkreasi dengan barang. Tapi mengoceh. Ya, itu yang menjadi kelebihanku saat kecil. (Kalau bisa disebut sebagai 'kelebihan' sih).

Baru sejak SMP (tepatnya sejak puber-pubernya), aku gemar menulis diary. Ya, diary, saudara-saudara. Buku tebal beraroma parfum lengkap dengan kunci gemboknya. Aku menulis tanpa memikirkan tata bahasa, tanda baca, maupun EYD. Aku hanya menulis. Entah dengan bahasa berbunga-bunga atau sesekali mengumpat bila sedang bete. Namun aku menulis. Dan aku terus menulis diary hingga lulus kuliah.

Terus, kapan mulai menulis cerita?
Yah, karena keasyikan mengoceh, aku tak punya kesempatan untuk menuangkan ocehanku ke dalam bentuk tulisan (kecuali diary tentunya). Namun akhirnya aku berhasil menciptakan planetku sendiri. Planet yang, kalau kubaca-baca lagi, terasa bener cupunya. :):)

Dari mana inspirasinya?
Hm, jujur saja, jaman itu aku banyak terpengaruh oleh majalah dan bacaan yang gemar kubaca. Ya sebangsa Nancy Drew, komik Nina, bahkan film Beverly Hills (ketahuan deh se'tua' apa aku) :):)
Aku menulis dan menggambar karakter ceweknya, lengkap dengan busana yang terbayang dalam benakku. Ya, selain menulis, fashion adalah cintaku.
Eh, tadi kataku menulis? Pakai pulpen? Iya. Menulis pakai pulpen. Saat itu, belum zamannya mengetik di komputer :):).

Lalu, kapan benar-benar menulis cerita yang diterbitkan?
Well, it's a long story (ciee, mulai deh lebay :)). Yah, menulis dan menyelesaikan 150 hingga 200 lembar naskah hingga tuntas itu bukan hal yang mudah. Fokus pada inti cerita dan berkomitmen sampai mencapai garis finish, memang butuh perjuangan.

Aku mulai menulis serius pada tahun 2003. Saat itu aku masih ngantor dan kerinduan untuk menulis tiba-tiba saja muncul. Mungkin kayak penyakit yang tiba-tiba kumat gitu deh. :)

Dan perjalanan naskah pertamaku itu sungguh panjang dan berliku. Tahun 2003 mulai menulis dan, percaya nggak, selesai di tahun 2005 :). Yah, kalau mau membela diri sih, pendingan yang ajubilah lamanya itu karena aku hamil di tahun 2003-2004. Dan baru setelah anakku lahir aku bisa mulai menyelesaikan naskahku itu.
Dan hasilnya adalah novel pertamaku Devil In Me yang diterbitkan di Gagas Media pada tahun 2006.

Yah, well, apakah perjuanganku selesai pada saat itu?
HAH! Mimpi aja kali :)
Aku terus menulis dan berhasil menghasilkan dua novel lagi di tahun berikutnya:
Beauty and The Bitch, Gagas Media 2007
Swanderella,Gradien 2007

Wah, so far so good dong? Harusnya begitu. Tapi, well, hidup nggak selamanya mulus kan? Aku menulis dan menulis. Mengirim ke sejumlah penerbit, dari yang terkenal sampai yang nggak jelas.
Surat dan email penolakan beterbangan. Ada yang memberi kabar baik namun ujung-ujungnya tetap nggak jelas. NOTE: Lebih baik jangan mempertaruhkan naskahmu pada penerbit gaje. Lebih baik terus berusaha dan bersabar mengirimkan pada penerbit yang sudah punya reputasi. Memang hasilnya tidak akan cepat, tapi lebih baik lambat daripada cepat-cepat tapi menyesal di kemudian hari.

Akhirnya aku lelah.
Menyerah.
Yah, memang bukan contoh yang baik sih. Tapi di pengujung tahun 2008, aku mulai bisnis online shop dan cintaku yang lain mengambil alih hidupku. Fashion.
Well. Akhirnya aku hibernasi dari dunia penulisan. Sejak saat itu hingga akhir tahun 2011.

Mungkin menulis sudah  beredar dalam aliran darahku.
Aku pun mulai gatal. Dan kepingin bangun lagi.
Tepat saat itu, secara kebetulan, aku mengenal seorang penulis GPU. Namanya Lexie Xu. Saat itu dia baru menerbitkan 2 buku pertama dari Johan series yang terkenal itu. :):)
Dan dialah yang ikut membantuku bangun dari tidur musim dinginku. :)
Sejak mengenal Lexie, aku mulai menulis lagi. Dengan tertatih-tatih.
Dan perjuanganku itu membuahkan hasil. Nggak tanggung-tanggung, Gramedia Pustaka Utama. Yippie.
Dangerous Game, Gramedia Pustaka Utama 2014

Jangan pikir perjalanan naskah ini mulus ya. Hm, pokoknya kalau nggak panjang sabar dan kuat iman, lebih baik kubur niat kalian menjadi seorang novelis deh.



Mungkin bagi kebanyakan orang, profesi menulis itu terdengar keren dan hebat. Hm, memang sih. hi hi hi.
Tapi sekeren apa pun itu, menjadi penulis itu TIDAK MUDAH.
Ingin menjadi penulis itu mudah.
Tapi menjadi penulis yang benar-benar menerbitkan buku itu sama sekali tidak mudah. Ya, setidaknya, itu yang aku rasakan.


Oke, akan kudongengkan perjalanan si Dangerous Game ini ya (lihat entri berikutnya)



Salah satu series yang kutulis lengkap dengan ilustrasinya :)
 Novella pertama yang berhasil dirampungkan :)
 Beauty and The Bitch, Devil In Me, Swanderella





No comments:

Post a Comment